abi safriadi

Jumat, 31 Maret 2023

Memanfaatkan media sosial dengan cara cerdas dan bijak pada era moderen

MEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DENGAN CARA CERDAS DAN BIJAK PADA ERA MODERN 


   Perkembangan teknologi komunikasi di era kini sangatlah pesat. Teknologi komunikasi yang diiringi dengan kehadiran media massa juga telah memberi banyak perubahan dalam kehidupan bermasyarakat. 

Saat di mana kita hidup sekarang  dapat dikatakan sebagai era digital. Dalam era digital semacam ini dunia berada dalam genggaman kita. Sekalipun kita hanya berada pada satu tempat dan satu waktu, namun kita dapat memantau keadaan di seluruh dunia, bahkan kita dihubungkan melalui media sosial dengan semua orang. 

Kita juga tidak dapat membendung arus informasi yang mengalir begitu deras, tidak hanya melalui media massa, namun juga melalui media sosial.

Media sosial saat ini tidak hanya dipandang sebagai ajang bersosialisasi di dunia maya semata, namun sudah berkembang menjadi ajang menuangkan ide-ide dalam pribadi seseorang yang berkaitan dengan banyak aspek serta membagikannya kepada orang lain. Bila kita mencermati fenomena yang terjadi di media sosial, kita akan dibuat tercengang. Bagaimana tidak, media sosial sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan generasi digital saat ini.

Kedahsyatan kekuatan pengaruh media sosial digunakan untuk mempengaruhi opini-opini publik yang menggunakan media sosial tersebut. Banyak berita-berita beredar di media sosial. Namun yang menjadi masalah adalah ketika media sosial disalahgunakan sebagai ajang propaganda negatif untuk suatu kepentingan tertentu. 

Perkembangan teknologi komunikasi ponsel yang makin canggih ini juga diikuti dengan makin mudahnya seseorang mengakses informasi, baik berita, hiburan, media sosial dan lainnya. Hal ini tidak terlepas dari mudahnya mengakses internet melalui ponsel cerdas atau smartphone. Dalam melakukan aktivitas komunikasi melalui Internet, seseorang memanfaatkan jaringan yang saling terhubung antara satu perangkat dengan perangkat lainnya. Internet yang saat ini dengan mudahnya diakses melalui ponsel cerdas atau smartphone sering kali membuat seseorang menjadi ketagihan sehingga tidak mengenal waktu untuk mengaksesnya. Hal-hal yang tidak menyenangkan dari kemudahan mengakses Internet ini yang menjadikan literasi media menjadi suatu hal yang penting. Karena mau tidak mau, pengakses berita yang harus diedukasi untuk dapat memanfaatkan internet dengan baik.

Literasi media adalah pemahaman sumber, teknologi komunikasi, kode yang digunakan, pesan yang dihasilkan, seleksi, interpretasi, dan dampak dari pesan tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa adanya Internet atau media baru ini membuat pola komunikasi manusia berubah. Seseorang tidak hanya berada di posisi sebagai konsumen media tetapi juga dapat menjadi sebagai produsennya. Adanya asumsi bahwa Internet saat ini dapat dengan mudah diakses melalui ponsel pintar atau smartphone pada dasarnya adalah media yang netral, maka manusia sebagai pengguna yang dapat menentukan tujuan media tersebut digunakan dan manfaat yang dapat diambil.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka pendidikan media dan pemahaman akan penggunaannya menjadi suatu hal yang penting bagi semua orang. Terutama, dalam tulisan ini adalah ditujukan kepada para masyakarat dan tokoh agama yang dijadikan sebagai rujukan dan pijakan dalam bertindak dan bersikap.


                                          

Pembahasan

Islam bukan agama yang anti perubahan. Namun demikian memiliki prinsip-prinsip yang tidak boleh dilanggar. Kita seyogianya memosisikan media sosial tak lebih dari sekadar alat, bukan tujuan. Medsos sebagai wasîlah, bukan ghâyah. Kenapa? Sebagaimana pisau yang bermanfaat bila digunakan memasak dan merugikan bila dipakai melukai orang lain, begitu pula media sosial. Dalam dirinya terkandung potensi positif tapi sekaligus negatif. Semakin meningkatnya pengguna media sosial dari hari ke hari tidak menjamin semakin berkualitas dari segi pemanfaatannya.

Banyak kita jumpai Medsos menjadi ajang pamer (riya) amal kebaikan—usaha mencari citra kesalehan di mata masyarakat. Dari sini kita secara tidak langsung menggeser maksud ibadah yang semestinya untuk Allah SWT menjadi untuk popularitas dan kebanggaan diri. Medsos juga kerap menjadi arena caci-maki antar kelompok yang berbeda agama, aliran, pandangan politik, dan sejenisnya. Tak jarang Medsos disesaki debat kusir saling menjatuhkan, ghibah (gosip), fitnah, berita bohong, hingga peningkatan jumlah musuh-musuh baru. Bahkan yang lebih parah lagi, media dijadikan sebagai sumber ilmu dan pengetahuan yang diamalkan.

Hanya berbekal jari tangan dan pikiran keruh dalam sekejam kita sudah membuat mudarat bagi pihak lain. Padahal dalam hadits shahih disebutkan bahwa di antara karakter seorang muslim adalah mampu menjamin saudaranya dari malapetaka tangan dan lisannya.

المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Artinya: Seorang muslim adalah orang yang tidak melukai saudara muslim lainnya baik dengan lisan dan tangannya.

Imam Abu Hamid bin Muhammad al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah menjelaskan bahwa lisan manusia terdiri dari dua jenis, yakni lidah yang berada di dalam mulut dan lidah berupa qalam (pena). Tulisan memiliki fungsi yang mirip dengan pembicaraan.

  Qalam dalam konteks hari ini bisa diidentikkan dengan Medsos yang memiliki peran sama, yakni memproduksi tulisan yang pengaruhnya bisa negatif maupun positif. Dengan demikian, sikap bijak kita terhadap Medsos termasuk ikhtiar kita untuk menjadi muslim yang baik sebagaimana hadits di atas.

Yang paling rentan dilupakan saat bermedsos adalah:

1. Betapa berharganya waktu. Berbagai kemudahan yang disediakan sering membuat pengguna berselancar berjam-jam melewati batas kebutuhan semestinya. Orang kadang tidak hanya bertegur sapa dengan sesama atau publikasi aktivitas di Medsos, tapi juga sampai pada kegiatan-kegiatan mubazir bahkan maksiat. Saat seseorang terlalu tergantung pada Medsos, pertanyaan penting yang perlu disodorkan adalah siapa yang sesungguhnya lebih berkuasa: Medsos atau manusianya? Manusia dianugerahi akal sehat, hati nurani, yang memungkinkan dia berlaku bijaksana. Sebagaimana perangkat dunia lainnya, tidak seharusnya manusia diperbudak Medsos, justru semestinya ia mengendalikannya.

2. Menjadikan sumber pengetahuan dan ilmu. Apa yang dibaca dan disimak melalui media internet harus benar-benar dipilah dan dipilih. Paling tidak harus apa yang baca maupun disimak segala sesuatu yang tidak bertentangan dengan pemahaman masyarakat umum di temapt tinggal kita masing-masing.

Sebagai wasîlah, Medsos juga merupakan perantara bagi banyak sekali hal baik. Melalui Medsos, seseorang dengan mudah bersilaturahim dengan orang lain yang di dunia nyata terkendala jarak geografis. Media sosial punya fungsi mempersatukan yang semula terpisah, memberi ruang komunikasi yang semula tanpa kabar. Fungsi positif lain dari media sosial adalah menjadi alat yang bagus untuk mendistribusikan pesan kebaikan secara luas dengan mudah. Kita dengan mudah membagikan informasi, misalnya, soal cara mendidik buah hati, tips hidup sehat, atau wawasan bermanfaat lain, hingga menjadikan media sosial sebagai media syiar yang memberi pendidikan kepada publik tentang nilai-nilai Islam yang mencerahkan, rahmatan lil alamin.

Surat al Maidah ayat 35 menyebutkan:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah wasîlah yang mendekatkan diri kepada-Nya dan berjihadlah pada jalan-Nya supaya kalian mendapat keberuntungan.

Wasîlah dalam konteks ini bisa kita perluas pengertiannya mencakup berbagai jalan, mekanisme, atau sarana yang bermanfaat bagi kebaikan, terutama untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jika Medsos adalah wasilah, maka ghayah-nya adalah Allah SWT. Sekali lagi, fungsi positif Medsos tersebut bisa maksimal kita realisasikan ketika kitalah yang benar-benar menguasai, bukan dikuasai. Medsos hanya menjadi elemen sekunder bagi aktivitas kebaikan, bukan sebaliknya mendorong kita untuk terperosok pada perbuatan sia-sia, atau bahkan merugikan.

Yang perlu diketahui bahwa tujuan dan makna dari literasi media informasi adalah sebagai berikut:

a. Dibutuhkan keterampilan dan kemampuan spesifik untuk menguasai literasi informasi. Seorang yang melek informasi harus dapat memperlihatkan kemampuan dalam beberapa aspek yang berkaitan dengan perilaku literasi informasi, misalnya dalam mencari dan dalam mengevaluasi informasi,

b. Kesadaran seseorang bahwa ia membutuhkan informasi merupakan hal pertama yang melandasi keseluruhan perilaku literasi informasi. Kebutuhan informasi ini tidak terbatas untuk kepentingan pengetahuan semata, namun untuk semua hal yang berkaitan dengan pembuatan keputusan dan tugas dalam pekerjaan.

c. Melek informasi juga berarti bahwa seseorang harus mampu menemukan informasi yang dibutuhkan. Ini merupakan proses yang membutuhkan tidak saja pengetahuan akan keberadaan sumber-sumber informasi, namun juga kecerdasan dalam menggunakan strategi pencarian informasi yang sistematis.

d. Melek informasi juga berarti bahwa seseorang mampu bersifat selektif terhadap semua sumber informasi. Hal ini karena tidak semua sumber informasi berguna atau sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian diperlukan keahlian untuk mengevaluasi sumber informasi dengan cermat, dan hanya menggunakan sumber-sumber yang relevan. Tidak hnya itu saja, ia juga menyadari hal-hal yang berkaitan dengan aspek hukum dalam pemanfaatan informasi, sehingga ia bisa menggunakan informasi secara bertanggung jawab, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

e. Melek informasi juga berati bahwa seseorang dapat dengan tepat dan jelas menetapkan bagaimana ia akan memanfaatkan informasi untuk menyelesaikan tugasnya


Kesimpulan

Melalui paparan tulisan ini, bisa disimpulkan bahwa setidaknya ada dua sikap dalam merespons kehadiran Medsos. Pertama, menyadari betul bahwa ia tidak lebih dari sebatas wasîlah, perantaran atau alat. Kesadaran ini akan mendorong kita untuk tidak terbuai dengan Medsos itu sendiri, melainkan pada apa tujuan pokok penggunaan perangkat dunia maya ini. Kedua, menjadikannya sebagai sarana yang tidak hanya baik tapi juga bermanfaat. Tak menimbulkan kemudaratan kepada pihak lain melalui media sosial adalah sesuatu yang baik. Tapi akan lebih baik lagi bila Medsos memberikan faedah bagi orang lain lewat konten-konten yang kita suguhkan.

Semoga kita semua teguh dalam iman dan Islam, sehingga mampu mendudukkan diri secara proporsional dan menebar kemanfaat bagi manusia dan alam sekitar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AL-MA'ARIF