PETA DAN KONSEP FILSAFAT HUKUM ISLAM
Dr. Tgk. Safriadi, SHI, MA
Filsafat Hukum Islam berkontribusi untuk melatih kemampuan berpikir abstrak-filosofis pada tataran nilai yang bersifat holistic dan juga dapat memberikan pengetahuan secara kongnitif. Oleh karena itu, konsep dasar Filsafat Hukum Islam ini dibangun di atas landasan konseptual filsafat sebagai tariqah atau cara. Dikarenakan filsafat merupakan berpikir itu sendiri, yaitu metode berpikir yang rasional, kritis, dan argumentatif.
Filsafat merupakan kata serapan dari Bahasa Arab berupa Falsafah. Falsafah sendiri juga serapan dari Bahasa Yunani yaitu philof dan shopia yang kedua-duanya bermakna mencintai kebijaksanaan. Dari uraian ini dapat dipahami filsafat merupakan proses dari sesuatu. Oleh karena demikian, filsafat memiliki ciri-ciri, yaitu:
a) Radikal: artinya sampai keakar-akarnya, hingga sampai pada hakikat atau substansi yang dipikirkan
b) Universal: artinya pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia. Kekhususan berpikir kefilsafatan menurut Jaspers terletak pada aspek keumumannya.
c) Konseptual; artinya merupakan hasil generalisasi dan abstarksi pengalaman manusia. Misalnya: apakah kebebasan itu ?
d) Koheren dan Konsisten [runtut]: Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis. Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.
e) Sitematik: artinya pendapat merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu.
f) Komprehensif; artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan
g) Bebas : artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran kefilsafatan boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas, yakni bebas dari prasangka-prasangka sosial, histories, cultural.
h) Bertanggungjawab : artinya seorang orang yang berfilsafat adalah orang yang berpikir sekaligus bertanggung jawab terhadap hasil pemikirannya, paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri.
Berpikir dengan tujuh ciri ini berlangsung dalam tiga lapangan yang disebut kerangka umum filsafat;
1) ontology (māhiyyah) yakni untuk menjawab pertanyaan ‘apa’ hakikat sesuatu;
2) epistemologi (kayfiyyah),yakni untuk menjawab pertanyaan ‘bagaimana’ sesuatu;
3) aksiologi (ghāyah), yakni untuk menjawab pertanyaan ‘untuk apa’ yang terkait dengan tujuan.
Dalam tataran aplikasi, kadangkalanya ketiga bentuk di atas tidak dapat digunakan seluruhnya, kadang kala yang dilihat dari sisi hakikat sesuatu, maka harus digunakan sisi ontologi, maka tidak bisa digunakan sisi epistemology maupun axiology. Begitu juga aspek-aspek lainnya.
Dari uraian di atas dapat diambil sebuah intisari bahwa berdasarkan pengertian filsafat di atas, filsafat merupakan dasar bagi lahir dan tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan, sehingga filsafat dikatakan sebagai ibunya ilmu pengetahuan
Agar Filsafat Hukum Islam dapat dipelajari dan dipahami secara komprehensif, setidaknya harus memuat beberapa kajian dan tema, yaitu:
1. Pengantar Perkuliahan Filsafat Hukum Islam
a. Orientasi mata kuliah filsafat hokum Islam (latar belakang),
b. Tujuan dan ruang lingkup Mata Kuliah filsafat hokum Islam
c. Kriteria penilaian filsafat hokum Islam
2. Pengertian Filsafat Hukum Islam
a. Latar Belakang
b. Pengertian Filsafat Hukum Islam
c. perbedaan antara hikmah dan Filsafat Hukum Islam
d. Objek formal dan objek materil Filsafat Hukum Islam
3. Sejarah Perkembangan Filsafat Hukum Islam
a. Masa kemunculan Filsafat Hukum Islam
b. Masa pengembangan Filsafat Hukum Islam
c. Masa kematangan Filsafat Hukum Islam
d. Masa kemunduran Filsafat Hukum Islam
e. Masa pembaharuan modern Filsafat Hukum Islam
f. Masa kontemporer Filsafat Hukum Islam
4. Maqashid Syari’ah
a. Tujuan (hikmah) Hukum Islam, meliputi: (1) apakah Allah memiliki tujuan? Perpektif Ushuluddin dan Ushuliyun
b. Konsep maqashid al-syari’ah secara umum;
c. Maqashid al-syari’ah menurut Izzud Din bin Abdissalam
d. Maqashid syariah menurut al-Juwaini
e. Maqashid syariah menurut al-Ghazali;
f. Maqashid al-syari’ah menurut Najmuddin al-Thufi;
g. Maqashid syariah menurut Syatibi.
h. Maqashid syariah menurut Ibnu ‘Asyur.
i. Maqashid syariah menurut Jasser Audah.
5. Hubungan Antara Hukum Negara dan Hukum Agama
a. Perbedaan hokum islam dan qanun wad’i
b. Hubungan antara hokum islam dan negara
c. Hubungan hokum islam dengan kekuasaan
6. Dialektika Antara Hukum Islam dan Perubahan Sosial
a. Teks dan konteks dalam pemikiran hukum Islam;
b. Konsep ‘adat dan ‘urf;
c. Konsep Uruf menurut Pandangan Ibn Qayyim al-Jauziyah;
d. Konsep Uruf menurut Pandangan Ramadhan albuthi
7. Qawa’id Fiqhiyyah
a. Pengertian kaidah fikih
b. Rancang bangun kaidah fikih (epistemology)
c. Klasifikasi kaidah fikih
d. Penerapan kaidah fikih dalam pemecahan problematika kehidupan kontemporer
8. Ontologis Hukum Islam dan Daya Ikatnya
a. Khitab sebagai daya ikat bagi hukum islam
b. Hakikat ontologies hukum islam
9. Karakteristik Hukum Islam
a. Dinamisasi hokum islam (Harakah)
b. keseimbangan hukum islam (tawasut)
c. Kesempurnaan hukum Islam (Takamul)
10. Pemikiran Moderat dalam Filsafat Hukum Islam
a. Dialektika aliran-aliran filsafat hukum Islam.
b. Kelahiran aliran moderat.
c. Kriteria keadilan hokum
11. Aliran-aliran dalam Hukum Islam
a. Pengertian aliran filsafat hukum Islam
b. Pokok pikiran aliran utama filsafat hukum Islam
I. Daftar Referensi
1. Hasby Asshiddiqi, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1978.
2. Jurjani, Hikmatul Tasyri’ wa Falsafatuhu.Beirut, Dar al Fikr. tt
3. Safriadi, Teori-teori Hukum Islam, Lhokseumawe, Sefa Bumi Persada, 2019
4. Safriadi, Qawa’id al-Fiqhiyyah,Pamekasan: Duta Media, 2020
5. Safriadi, Maqashid Syari’ah & Mashlahah, Lhokseumawe, Sefa Bumi Persada, 2021
6. Syahrizal Abbas, dkk. Filsafat Hukum Islam, Banda Aceh:UIN Arraniry Press, 2021
7. Suparman Usman, Filsafat Hukum Islam, Serang: Laksita, 2015
8. Busyro, Dasar-Dasar Filosofis Hukum Islam, Ponorogo, Wade, 2016
9. Syukri Albani Nasution, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014
10. Abū Isḥāq al-Syāṭibī, al-Muwāfaqāt fī Uṣūl al-Syarī‘ah, ed. ‘Abdullāh Darrāz (Beirut: Dār al-Ma’rifah, tt.)
11. Ahmad Rofii, Dialektika Hukum dan Moral dalam Teori Hukum Islam: Perbandingan antara al-Ghazali dan Ibn Rusyd, Tesis Magister, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003
12. Ibn Qayyim al-Jawziyyah, I’lam al-Muwaqqi’in ‘an Rabb al-‘Alamin, Beirut: al-Mathba’ah al-‘Ashriyyah, 1987.
13. Ibn Rusyd, Bidāyah al-Mujtahid wa Nihāyah al-Muqtaṣid, Beirut: Dār al-Fikr, tt.
14. Imran Ahsan Khan Nyazee, Theories of Islamic Law, Pakistan: IIIT & IRI, 1994.
15. Ramadhan Albuthi, Dhawabith Maslahah, Beirut. Dar fikr, tt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar